Sejarah Pondok Pesantren Riyadlul Jannah

Sejarah riyadlul jannah

Masa permulaan
1997 - 1999

"Berkat doa orang - orang tercinta, Doa para Asatidz, Doa para Habaib serta Doa para alim Ulama, yang sengaja diundang oleh KH.Abdul Muiz dan sekaligus menitipkan beliau kepada para Ulama Jawa barat"

Sejarah

A. MASA PERMULAAN (1997-1999) Bermula dari kepercayaan masyarakat sekitar yang mempercayakan putra- putrinya untuk mengaji Kitabullah Al- Quranul Karim kepada Kiai Abdul Hakam Makky dari sejumlah enam orang, yang bertambah terus dari hari ke hari sampai puluhan anak-anak dari masyarakat sekitar yang mempercayakan kepada beliau, dari amanah itulah Kyai tekuni secara rutin yang pelaksanaannya dilaksanakan setelah shalat maghrib, sungguh sangat mengharu biru bilamana mengingat awal ngaji yang hanya bermula dari enam orang tersebut, betapa tidak, mengingat saat itu kondisi rumah yang sangat memprihatinkan, sebab ketika anak-anak yang hendak mengaji al- Quran seringkali terguyur hujan bila musim hujan tiba lantaran anak-anak mengaji di serambi rumah, kalaupun masuk ke ruang rumah bukan berarti aman dari tetesan air yang kondisinya bocor sana-sini, terlebih tidak bisa menampung anak-anak yang ngaji walau hanya dengan sejumlah enam orang. Dan alhamdulillah seiring berjalannya waktu, berkat doa orang-orang tercinta, doa para Asatidz, doa-doa habaib dan para Ulama, yang sengaja diundang oleh KH Abdul Muiz dan sekaligus menitipkan beliau kepada para ulama Jawa Barat, bahwa putra-putri beliau bertekad untuk mandiri serta ingin mendirikan pondok pesantren sendiri.

Selang beberapa bulan kemudian antusiasme dan respon yang cukup tinggi dari masyarakat asli Sempugardu di setiap sore hari dari hari ke hari sangat signifikan, mereka berbondong-bondong menuju rumah perjuangan kami, dengan Inayah Allah SWT tergeraklah hati seorang dermawan untuk menjadi donatur agar kami sesegera mungkin membuka sebuah Pesantren, para donatur mencoba mengumpulkan teman-teman relasinya untuk turut mewujudkan impian tersebut, dari hasil musyawarah sebanyak 3 kali pertemuan,

maka atas nama Bapak Sholeh dari Madura mewaqafkan tanah dibelakang tempat tanah rumah cicilan beliau, yang kemudian terpaksa beliau harus menjual tanah milik Abahandanya (KH. Abdul Muiz) yang berda di Sukamandi untuk melunasi kekurangan tanah cicilan rumah pribadinya (seluas 425M) karena si pemilik tanah (Bapak H. Mardana sekeluarga) mau berangkat haji ke Baitullah. Yang alhamdulillah dari sinilah di tanah waqaf H. Shaleh tersebut mulailah dibangun 3 ruang kelas untuk merintis Madrasah TPA (Taman Pendidikan Anak-anak) secara klasikal yang dilaksanakan di sore hari, karena pada pagi harinya mereka Sekolah Formal di berbagai jenjang pendidikan formal yang ada di sekitar Sempugardu mulai dari tingkat SD dan MTS. Masyarakat Sempugardu mempercayakan putra-putrinya pada saat itu untuk memasukkan di TPA Riyadlul Jannah sebagai tambahan pengetahuan dan

pendalaman tentang Materi Pendidikan Agama atau Ilmu Keagamaan. Selesai TPA, setelah Maghrib mereka datang kembali untuk mengaji al-Quran, dari sinilah kemudian Kyai membujuk dan mengajak mereka untuk menunggu sampai maghrib sehingga mereka tidak usah bolak-balik dari rumahnya menuju tempat kami tinggal dan sekaligus Kyai mengajak mereka agar melaksanakan shalat maghrib berjamaah, walau pada saat itu Kyai melaksanakan shalat berjamaah diserambi kelas bagi yang putri dan di Mushallah atas bagi yang putra, alhamdulillah ternyata merekapun merespon dengan baik yang tak jarang kemudian ada diantara beberapa anak perempuan yang bermalam dirumah kami, (nama-nama mereka lupa namun ada salah satu diantara mereka yang diingat, yaitu Mai ) berawal dari Pesantren kalong inilah kemudian ada yang menitipkan untuk mukim atau menetap tinggal di Pesantren sederhana ini, yang kemudian diresmikan menjadi Pesantren Riyadlul Jannah. Pada saat itu pertama kali santri yang menetap baru 9 orang diantara nama-nama mereka adalah: dua putri kakak beradik bernama (Siti Khatijah, Hamidah) putri dari Bapak H. Nawawi. Selanjutnya berkembang ke ranah pendidikan formal tiga jenjang sekaligus, yakni Raudlatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyyah (MI), dan Madrasah Tsanawiyah.

PONDOK PESANTREN RIYADLUL JANNAH